Keseimbangan Agregat Demand dan Agregat Supply
“Keseimbangan
Agregat Demand dan Agregat Supply”
Tugas ini
diselesaikan untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah :
“Ekonomi Makro Islam”
Dosen
Pembimbing :
Anas Malik , SE.I ,. ME.Sy
Di Susun Oleh :
NAMA NPM
Yulia
kunsiyati 1651010151
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Islam
Semester : 3 (tiga)
Kelas : B

FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN
RADEN INTAN LAMPUNG
1439
H / 2017
M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan
kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata
kuliah Ekonomi Makro Islam, dengan judul: “Keseimbangan Agregat Demand dan
Agregat Supply”.
Dalam penyusunannya, saya menyadari
bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak ,
karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua
orang tua, dosen serta teman-teman yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik, dukungan kasih sayang dan
kepercayaan yang besar sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, saya
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Bandar
lampung, 12 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ............................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar
belakang............................................................................................... 1
Rumusan
Masalah.......................................................................................... 1
Tujuan Masalah............................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Permintaan Agregat................................................................................. 2
B.
Pendekatan Teori Jumlah Uang
terhadap Permintaan Agregat
............................................................................................................................... 3
C.
Menurunkan Kurva Permintaan
Agregat
.............................................................................................................................. 4
D.
Definisi Penawaran Agregat
............................................................................................................................... 5
E.
Definisi Kurva Permintaan Agregat
Jangka Panjang
..................................................................................................................................... 6
F.
Kurva Permintaan Agregat Jangka
Pendek.......................................................... 7
G.
Pergeseran Kurva Penawaran
Agregat Jangka Pendek ........................................ 8
H.
Faktor-faktor yang Menggeser
Kurva Penawaran Jangka Pendek ....................... 8
I.
Keseimbangan Jangka Panjang dan
Jangka Pendek Dalam Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat ............................................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... ......16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Penawaran
agregat (aggregat
supply) dan permintaan agregat (aggregat demand) sebagai model
analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana
tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan dibahas mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi dan menentukan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat
(AS).
Dalam analisis
AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sedikit berbeda.
Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu Negara.
Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan
(diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya,
yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut.
Dalam analisis AD-AS ciri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian dari penawaran agregat (agregat
supply) dan permintaan agregat (agregat demand)?
2.
Bagaimana keseimbangan jangka pendek pada
keseimbangan penawaran agregat ( agregat supply ) dan permintaan agregat
(agregat demand) ?
3.
Bagaimana keseimbangan jangka panjang pada
keseimbangan penawaran agregat (agregat supply ) dan permintaan agregat
(agregat demand)?
C.
Tujuan
1.
Agar dapat mengetahui arti penawaran agregat ( agregat supply) dan permintaan agregat (agregat
demand)
2.
Agar dapat mengetahui keseimbangan jangka pendek pada keseimbangan penawaran agregat ( agregat
supply ) dan permintaan agregat (agregat demand)
3.
Agar dapat mengetahui keseimbangan jangka panjang pada keseimbangan penawaran agregat (agregat
supply ) dan permintaan agregat (agregat demand)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Permintaan Agregat
Permintaan Agregat adalah
keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh pengguna dalam ekonomi.)
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat
harga.Permintaan agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel
yang menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif
pada tingkat harga tertentu. Kurva permintaan agregat mempunyai slope negatif.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif
adalah:
1.
Efek Kekayaan
Biaya yang digunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki.
Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada pemegangan
uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan yang
dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga)
2.
Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga mempengaruhi harga
bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi
3.
Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga
Domestic & asing
Kurva Permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang
menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat
harga ketika semua variabel lain dianggap konstan. ada dua cara yang digunakan
untuk menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang
paling sederhana adalah penekatan teori jumlah uang dimena permintaan agregat
ditentukan semata-mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua
didasarkan pada pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan
agregat seperti konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih.
Pendekatan ini juga mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan
permintaan agregat, tetapi tidak secara langsung, meleinkan dengan cara
mempertimbangkn bagaimana perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen
permintaan agregat.
B.
Pendekatan Teori Jumlah Uang
terhadap Permintaan Agregat
Teori jumlah uang menghubungkan jumlah uang M dengan jumlah pengeluaran
nominal atas barang dan jasa P X Y dimana P adalah tingkat harga dan Y
adalah output riil agregat atau secara ekuivalen adalah pendapatan riil
agregat. Keterkaitan antara jumlah uang dan total pengeluaran dari barang dan
jasa akhir dikemukakan oleh Irving Fisher. Untuk memperoleh hubungan ini,
teori jumlah uang menggunakan konsep percepatan uang (velocity of money ) yaitu rata-rata jumlah berapa
kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang (misalya rupiah ) yang
digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian.
Percepatan (velocity-V ) dinyatakan secara lebih jelas sebagai
total pengeluaran P xY dibagi dengan jumlah uang M :
V=PxY
M
Misalkan PDB nominal (P xY ) dalam setahun adalah Rp.5 triiun, jumlah uang
sebesar Rp, 1 triliun, barang dan jasa akhir dalam perekonomian adalah sebanyak
5 kali.
Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan M, akan didapatkan persamaan
pertukaran (equation of change) yang menghubungkan pendapatan
nominal dengan jumlah uang dan percepatan.
M x V = P x Y
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikalikan dengan berapa kali
uang ini digunakan dalam satu tahun tertentu harus sama dengan pendapatan
nominal, yaitu total jumlah nominal yang dikeluarkan untuk membeli barang dan
jasa pada tahun tersebut.
Persamaan pertukaran ini tidak lebih dari satu identitas suatu
hubungan yang benar menurut definisi, dimana persamaan tersebut menyatakan
bahwa ketika uang beredar M berubah, pendapatan nominal ( P x Y) berubah dengan
arah yang sama ; kenaikan M misalnya dapat diimbangi dengan penurunan V yang
membiarkan M x V (dan karenanya P x Y) tidak berubah.
Teori jumlah permintaan uang yang
dikembangkan oleh Milton Friedman menyatakan bahwa percepatan berubas sepanjang
waktu dalam cara yang dapat diprediksi yang tidak dihubungkan denagn perubahan
uang beredar. Dengan analisis ini, prsamaan pertukaran dibah menjadi suatu
teori mengenai bagaimana pengeluaran agregat ditentukan dan disebut
sebagai teori jumlah uang ( quantity theory of money ). Dengan demikian, teori
jumlah uang menyimpulkan bahwa perubahan pengeluaran agregat terutama
ditentukan oleh perubahan uang beredar.
C.
Menurunkan Kurva Permintaan
Agregat
Untuk menentukan permintaan agregat, selain dengan melihat bagaimana uang
memengaruhi jumlah permintaan agregat, kita juga dapat menurunkan kurva
permintaan agregat dengan melihat 4 komponen, yaitu :
1. Pengeluaran konsumen ( customer expenditure )
Yaitu jumlah permintaan akan barang dan jasa konsumen.
2. Pengeluaran investasi yang direncanakan ( planned
investment spending )
Yaitu jumlah pengeluaran yang direncanakan oleh perusahaan atas mesin
pabrik, dan barang modal lain yang bar ditambah pengeluaran yang direncanakan
atas rumah baru.
3. Pengeluaran pemerintah ( goverment spending )
Yaitu pengeluaran oleh semua jajaran pemerintah atas barag dan jasa .
4. Ekspor bersih (net export )
Yaitu pengeluaran luar negeri bersih atas barang dan jasa domestik, sama
dengan ekspor dikurangi impor.
Maka persamaan permintaan agregat
dapat diperoleh :
Dimana :
C = pengeluaran konsumen,
I = pengeluaran investasi
G = pengeluaran pemerintah
NX = ekspor bersih
Pendekatan komponen, seperti pendekatan teori jumlah menjelaskan bahwa
kurva permintaan agregat mempunyai kemiringan menurun, karena semakin rendah
tingkat harga (P ↓), dengan juml uang nominal yang konstan, menyebabkan jumlah
uang riil ( dalam arti barang dan jasa yang dapat dibeli, (M/P ↑ )
yang semakin besar. Semakin besar jumlah uang dalam arti riil (M/P ↑ )
yang dihasilkan dan tingkat harga yang semain rendah menyebabkan suku bunga
menurun (i ↓ ). Biaya investasi yang murah untuk membeli modal fisik baru
membuat investasi menjadi lebih menguntungkan dan menstimulasi pengeluaran
investasi yang direncanakan. Karena kenaikan pengeluaran investasi yang
direncanakan secara langsung menambah permintaan agregat (Yαd ), tingkat harga
yang lebih rendah mengakibatkan tingkat jumlah output agregat yang diminta
lebih tinggi (P↓ →Yαd↑ ), secara sistematis, persamaan itu dapat
dituliskan sebagai berikut :
P ↑→M/P ↑→ i ↓ Yαd↑
Mekanisme lain yang menghasilkan kurva permintaan agregat mempunyai
kemiringan yang menurun beroperasi melalui perdagangan luar negeri. Karena
tingkat harga yang lebih rendah, mengakibatkan jumlah uang dalam arti riil yang
lebih besar dan menurunkan suku bunga. Hal ini menyebabkan penurunan nilai aset
dollar relatif terhadap nilai mata uang lain. Nilai dollar yang semakin rendah
membuat barang-barang domestik relatif menjadi lebih murah terhadap
barang-barang luar negeri, hal ini menyebakan ekspor bersih meningkat an
meningkatkan permintaan agregat.
P ↓→M/P ↑→ i ↓E↓→
Yαd↑
Faktor-Faktor yang Menggeser
Kurva Permintaan Agregat
Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan
uang beredar riil meningkat (M/P↑), yang menyebankan kenikan
permintaan agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva
permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan kenaikan uang beredar
akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang
direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa faktor lain
juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva permintaan agregat.
D.
Definisi Penawaran Agregat
Penawaran Agregat (aggregate supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir
perekonomian, yang dimintaa pada berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva
Penawaran Agregat adalah kurva yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil atau output
(pendapatan nasional rill) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua
perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena perusahaan yang menawarkan barang
dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam
jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat
jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat
jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.
Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.
Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional.
E.
Definisi Kurva Permintaan Agregat
Jangka Panjang
Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka
panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja
yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh (full employment).beberapa
pengangguran tidak dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu
struktural. Dengan demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama
dengan nol, tetapi pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja
sama dengan penawaran tenaga kerja.
Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana
perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang
dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut tingkat output natural
(natural rate of output), tingkat dimana perekonomian berada pada jangka
panjang untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian kurva penawaran jangka
panjang (long-run aggregate supply-LRAS) adalah vertikal pada tingkat output
alamiah, dinyatakan oleh Yn, sebagaimana digambarkan pada Figur 2.
FIGUR 2.Kurva Penawaran Jangka Panjang
Keterangan Figur 2 : jumlah output yang ditawarkan pada tingkat harga
tertentu merupakan tingkat ouput alamiah (natural ratelevel of output) dalam
jangka panjang, sehingga kurva penawaran agregat jangka panjang LRAS meupakan
garis vertikal pada Yn.
F.
Kurva Permintaan Agregat Jangka
Pendek
Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap kondisi
perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa upah
dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam jangka
pendek mempunyai kemiringan ke atas (Figur 3). Karena tujuan perusahaan
memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh
keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat,
lebih banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang
ditawarkan akan meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output
agregat yang akan dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi
dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak faktor yang
masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-biaya ini
bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik,
harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi
dan keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi
menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek, perushaan
menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat, yang
menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki kemiringan ke
atas.Faktor-faktor yang mendorong pergeseran kurva permintaan agregat adalah :
1.
Jumlah uang yang beredar, M
2.
Pengeluaran pemerintah, G
3.
Pajak, T
4.
Ekspor bersih, NX
5.
Optimisme konsumen, C
6.
Optimisme dana usaha
G.
Pergeseran Kurva Penawaran
Agregat Jangka Pendek
Jika biaya produksi suatu output meningkat, keuntungan atas suatu unit
output menurun, dan jumlah output yang ditawarkan pada setiap tingkat harga
menurun.
Kesimpulan
: Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika biaya produksi
meningkat dan ke kanan ketika biaya menurun.
H.
Faktor-faktor yang Menggeser
Kurva Penawaran Jangka Pendek
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser
adalah factor yang mempengaruhi biaya produksi ;
1.
tingkat kekakuan pasar tenaga kerja,
2.
perkiraan inflasi,
3.
upaya pekerja untuk mendorong upah riil mereka, dan
4.
perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya
energi).
5.
Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.
Tiga faktor pertama menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek dengan mempengaruhi biaya upah, faktor keempat mempengaruhi biaya-biaya produksi lain.
1. Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.
Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi
pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga kerja
bersifat kaku
(Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk mempekerjakan
tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin mempunyai kesulitan untuk
memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena permintaan akan tenaga kerja
sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja, maka pemberi kerja
(perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja yang dibutuhkan dan
biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin tinggi akan
mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan kurva
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja longgar
(Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah tenaga
kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah dan
biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat dan
kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.
FIGUR 3 Kurva Penawaran Jangka Pendek
2. Perkiraan Tingkat Harga
Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang
selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output
pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri.
Maka, kenaikan perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser
ke kiri, semakin besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi
perkiraan inflasi), maka semakin besar pergeserannya.
3. Dorongan Upah
Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk mendapatkan
upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah riil yng lebih
tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan kurva penawaran
agregat bergeser ke kiri.
4. Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan
dengan Upah.
Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan
penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat.
Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan
mentah, yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser
kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.
Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan
menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat disebut dengan guncangan
penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan.
I.
Keseimbangan Jangka Panjang dan
Jangka Pendek Dalam Analisis Permintaan Dan Penawaran Agregat
1. Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Figur 4 mengilustrasikan keseimbangan jangka pendek dimana agregat yang
diminta sama dengan jumlah ouput yang ditawarkan. Dimana kurva permintaan
agregat jangka pendek AD dan kurva penawaran agregat jangja pendek AS
berpotongan dititik E. tingkat keseimbangan output agregat Y* dan tingkat harga
keseimbangan sama dengan P*.Ketika tingkat harga (katakanlah P”)berada di atas
tingkat harga keseimbangan P*, maka jumlah ouput yang ditawarkan akan lebih
besar daripada jumlah output yang diminta (kelebihan penawaran).
Sebaliknya ketika tingkat harga (katakanlah P’) berada dibawah tingkat
harga keseimbangan P*, maka jumlah output yang diminta lebih besar daripada
jumlah output yang ditawarkan (kelebihan permintaan).
FIGUR 4 Keseimbangan dalam Jangka Pendek
Keseimbangan terjadi pada titik E pada perpotongan kurva permintaan agregat
AD dan kurva penawaran agregat jangka pendek AS.
2.Keseimbangan dalam Jangka Panjang
Pada panel (a) Figur 5, keseimbangan awal terjadi pada titik 1, perpotongan
kurva permintaan agregat AD dan kurva penawara agregat awal jangka pendek AS1.
Karena tingkat output keseimbangan Y1 lebih besar daripada tingkat alamiah Yn,
pengangguran lebih rendah daripada tingkat alamiahnya dan kekakuan yang
berlebihan terjadi di pasar tenaga kerja.
Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3. Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka panjang. Karena output tidak ada kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser.
Kekakuan ini mendorong tingkat upah untuk meningkat, menaikkan biaya produksi, dan menggeser kurva penawaran agregat AS2. Keseimbangan sekarang berada pada titik 2, dan output menurun ke Y2. Karena output agregat Y2 masih berada di tingkat alamiah Yn, upah terus didorong naik dan secara perlahan-lahan menggeser kurva penawaran agregat ke AS3. Keseimbangan yang dicapai pada titik 3 berada pada kurva penawaran agregat jangka panjang yang vertical (LRAS) pada Yn dan merupakan keseimbangan jangka panjang. Karena output tidak ada kecenderungan lebih lanjut bagi kurva penawaran agregat untuk bergeser.
Pergerakan pada panel (a) menunjukkan bahwa perekonomian tidak akan tetap
pada tingkat output yang lebih besar daripada tingkat alamiah karena kurva
penawaran agregat jangka pendek akan bergeser kekiri, meningkatkan tingkat
harga dan menyebabkan perekonomian (kekseimbangan) meluncur naik sepanjang
kurva permintaan agregat hingga mencapai titik di sepanjang kurva penawaran
jangka panjang pada tingkat output natural Yn.
Pada panel (b) keseimbangan awal pada titik 1 adalah salah satu
dimana output Y1 berada dibawah tingkat alamiah. Karena pengangguran lebih
tinggi daripada tingkat alamiahnya, upah menurun, yang menggeser kurva
penawaran agregat jangka pendek ke kanan hingga berada pada AS3.
Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva permintaan agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian tidak lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah.
Perekonomian (keseimbangan) meluncur turun di sepanjang kurva permintaan agregat hingga mencapai keseimbangan jangka panjang titik 3, yaitu perpotongan kurva permintaan agregat (AD) dan kurva penawaran agregat jangka panjang (LRAS) pada Yn. Disini sebagaimana pada panel (a), perekonomian tidak lagi bergerak ketika output telah kembali lagi ke tingkat alamiah.
Hal yang menonjol dari kedua panel Figur 5 bahwa terlepas dimana output
awalnya berbeda, secara perlahan-lahan output kembali ke tingkat alamiahnya.
Sifat ini dijelaskan dengan mengatakan bahwa perekonomian mempunyai mekanisme
koreksi diri ( self-correcting mechanism).
Pada kedua panel, keseimbangan jangka pendek awal adalah pada titik 1 pada
perpotongan AD dan AS1. Pada panel (a), Y1>Yn sehingga kurva penawaran
agregt jangka pendek terus bergeser ke kiri hingga mencapai AS2, dimana output
telah kembali ke Yn. Pada panel (b), Y1<Yn sehingga kurva penawaran agregat
jangka pendek terus bergeser ke kanan hingga output kembali ke Yn lagi. Dengan
demikian dalam kedua kasus, perekonomian menampilkan suatu mekanisme koreksi
diri yang mengembalikannya lagi ke tingkat output alamiah.
Penyebab Perubahan Keseimbangan
1. perubahan keseimbangan yang disebabkan oleh guncangan permintaan
agregat.
Pada Figur 6 menunjukkan dampak pergeseran ke kanan dalam kurva permitaan
agregat karena adanya guncangan permintaan positif : kenaikan jumlah uang
beredar (M ), kenaikanengeluran pemerintah (G ), dan kenaikan
ekspor bersih (NX ), penurunan pajak (T ), atau kenaikan keinginan
konsumen dan perusahaan untuk brbelanja karena mereka lebih optimis (C ,
I ).
Figur tersebut menunjukkan perekonomian pada awalnya berada pada keseimbangan jangka panjang di titik 1, dimana kurva permintaan agregat awal AD1 berpotongan degan kurva penawaran jangka pendek AS1, perekonomian bergerak ke titik 1 dan output maupun harga meningkat. Tetapi perekonomian tidak akan tetap berada pada titik 1 dala jangka panjang, karena output pada Y1 berada ada tingkat alamiah. Upah akan meningkat, menaikkan biaya produksi pada semula tingkat harga, dan kurva penaaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kiri ke AS2, dimana perekonomia akan tetap berada. Dengan demikian, perekonomian (keseimbangan) menggeser kurva permintaan jangka panjang (LRAS) pada Yn.
Figur tersebut menunjukkan perekonomian pada awalnya berada pada keseimbangan jangka panjang di titik 1, dimana kurva permintaan agregat awal AD1 berpotongan degan kurva penawaran jangka pendek AS1, perekonomian bergerak ke titik 1 dan output maupun harga meningkat. Tetapi perekonomian tidak akan tetap berada pada titik 1 dala jangka panjang, karena output pada Y1 berada ada tingkat alamiah. Upah akan meningkat, menaikkan biaya produksi pada semula tingkat harga, dan kurva penaaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kiri ke AS2, dimana perekonomia akan tetap berada. Dengan demikian, perekonomian (keseimbangan) menggeser kurva permintaan jangka panjang (LRAS) pada Yn.
Meskipun dampak awal jangka pendek dari pergeseran ke kanan kurva
permintaan agregat adalah kenaikan tingkat harga da utput, dampak akhir jangka
panjang hanya berupa kenaikan tingkat harga.
FIGUR 6 Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Pergesern Kurva
Permintaan Agrgat
Pergeseran kurva permintaan agregat dari ke , menggerakkan
perekonomian dari titik 1 ke titik 1'. Karena > Yn, kurva penawaran
agregat jangka pendek mulai bergeser ke kiri, secara perlhan mencapai , dimana
output kembali ke Yn dan tingkat harga meningkat menjadi .
2. Perubahan Keseimbangan yang Disebabkan oleh Guncangan
Penawaran Agregat
Seandainya perekonomian pada awalnya berada pada tingkat output alamiah
pada titik 1 ketika kurva penawarn agregat jangka pendek bergeser dari ke
pada Figur 7 karena guncangna penawaran negatif (kenaikan harga energi
yang tajam, misalnya). Perekonomian akan bergerak dari titik 1 ke titik 2,
dimana tingkt harga meningkat tetapi output agregat menurun. Keadaan dari harg
ayang menngkt, tetapi utput agregat menurun, sebagaimana digambarkan pada figur
7 disebut sebagai stagflasi.
Meskipun pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka pendek
pada awalnya menaikkan tingkat harga dan menurunkan output, dampak akhir adalah
bahwa tingkat harga dan output tidak berubah.
FIGUR . Respons Output dan Tingkat Harga terhadap Kurva Penawaran
Agregat Jangka Pendek
Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang : Teori Siklus Usaha Rill
dan Histeresis
Teori siklus usaha riil ( rel business cycle theory ) di mana guncangan
penawaran agregrat ( rill ) mempengaruhi tingkat output alamiah Yn. Teori ini
memandang guncangan terhadap selera ( kenginan para pekerja untuk bekerja,
misalnya ; teknologi ( produktivitas ) sebagai dorongan – dorongan utama di
belakang fluktuasi jangka pendek dalam siklus usaha, karena guncangan – guncangan
ini mengakibatkan fluktuasi jangka pendek yang substansial dalm Yn.
Sebaliknya, pergeseran kurva permintaan agregat, mungkin akibat dari perubahan – perubahan kebijakan moneter, tidak di pandang sebagai sesuatu yang penting bagi fluktuasi output agregat. Karena teori siklus usaha riil memandang sebagian besar fluktuasi siklus usaha sebagai akibat dari fluktuasi tingkat output alamiah, teori ini tidak melihat perlunya kebijakan aktivis untuk menghilangkan pengguran yang tinggi. Teori siklus usaha riil sangat kontroversial dan dibatasi oleh perlunya riset intensif.
Sebaliknya, pergeseran kurva permintaan agregat, mungkin akibat dari perubahan – perubahan kebijakan moneter, tidak di pandang sebagai sesuatu yang penting bagi fluktuasi output agregat. Karena teori siklus usaha riil memandang sebagian besar fluktuasi siklus usaha sebagai akibat dari fluktuasi tingkat output alamiah, teori ini tidak melihat perlunya kebijakan aktivis untuk menghilangkan pengguran yang tinggi. Teori siklus usaha riil sangat kontroversial dan dibatasi oleh perlunya riset intensif.
Teori histeresis ( hysteresis ), yaitu pergerakan dari tingkat pengerjaan
penuh akibat pengangguran yang tinggi di masa lalu. Ketika pengangguran
meningkat karena penurunan permintaan agregat yang menggeser kurva AD ke dalam,
tingkat pengangguran alamiah dipandang meningkat di atas tingkat pengerjaan
penuh.
Hal ini dapat terjadi karena penganggur menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pengangguran menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pemberi kerja enggan untuk mempekerjakan pekerja yang telah menganggur cukup lama, melihatnya sebagai sinyal bahwa pekerja tidak diinginkan. Hasilnya adalah bahwa tingkat pengangguran alamiah bergeser ke atas setelah pengangguran menjadi tinggi dan Yn turun di bawah tingkat pengerjaan penuh.
Dalam situasi ini, mekanisme koreksi diri dalam dapat mengembalikan perekonomian hanya kepada tingkat pengerjaan penuh. Hanya dengan kebijakan ekspansioner untuk menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan meningkatkan output agregat tingkat pengangguran alamiah dapat diturunkan
Hal ini dapat terjadi karena penganggur menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pengangguran menjadi kurang semangat dan gagal untuk mencari pekerjaan atau karena pemberi kerja enggan untuk mempekerjakan pekerja yang telah menganggur cukup lama, melihatnya sebagai sinyal bahwa pekerja tidak diinginkan. Hasilnya adalah bahwa tingkat pengangguran alamiah bergeser ke atas setelah pengangguran menjadi tinggi dan Yn turun di bawah tingkat pengerjaan penuh.
Dalam situasi ini, mekanisme koreksi diri dalam dapat mengembalikan perekonomian hanya kepada tingkat pengerjaan penuh. Hanya dengan kebijakan ekspansioner untuk menggeser kurva permintaan agregat ke kanan dan meningkatkan output agregat tingkat pengangguran alamiah dapat diturunkan
( Yn dinaikkan ) ke tingkat pengerjaan penuh. Pendukung histeresis
kemungkinan besar mendukung para aktivis, kebijakan ekspansioner untuk
mengembalikan perekonomian kepada pengerjaan penuh.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permintaan Agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat
harga.Permintaan agregat dapat ditampilkan dengan menggunakan Kurva atau tabel
yang menunjukkan berbagai jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif
pada tingkat harga tertentu
Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope negatif
adalah:Efek Kekayaan,Dampak Harga Bunga,Efek Pembelian Asing (Ekspor &
Impor)
Penawaran Agregat (aggregate
supply) adalah jumlah barang dan jasa akhir perekonomian, yang dimintaa pada
berbagai tingkat harga yang berbeda.Kurva Penawaran Agregat adalah kurva yang
menggambarkan tentang hubungan antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi
dan nilai produksi riil atau output (pendapatan nasional rill) yang akan
ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian.Karena
perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam
jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran
agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run
aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run
aggregate supply) SRAS.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Huda ,2016,Ekonomi Makro
Islam , Jakarta : Prenada Media
N.Gregory Mankiw, 1999, Teori Makro
Ekonomi, Jakarta : Erlangga
Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam, 2013, Ekonomi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Komentar
Posting Komentar